Pemerintah memastikan Program 3 Juta Rumah yang dijalankan Presiden Prabowo Subianto menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam menjamin hak dasar rakyat atas hunian layak. Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah harus hadir langsung untuk rakyat. “Rumah bukan sekadar bangunan fisik, tetapi fondasi kesejahteraan sosial dan stabilitas ekonomi,” tegasnya.
Program ini tidak hanya ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, namun juga untuk menghidupkan kembali sektor konstruksi dan membuka jutaan lapangan kerja. Pemerintah menyederhanakan skema KPR subsidi agar akses pembiayaan lebih mudah. “Peran negara bukan hanya mengatur, tetapi memfasilitasi rakyat agar mampu memiliki rumah,” ujar Presiden.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, menilai digitalisasi proses pengadaan menjadi kunci percepatan. “Kami ingin peluang terbuka bagi kontraktor lokal. Partisipasi pelaku usaha daerah memperkuat industri konstruksi nasional,” ucapnya.
Dampak ekonomi program juga dirasakan langsung di lapangan. Setiap proyek perumahan menyerap banyak tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi daerah melalui rantai pasok bahan bangunan dalam negeri. “Keberpihakan penggunaan material nasional menciptakan efek berganda yang positif,” kata Ketua Umum APERSI, Junaidi Abdillah. Ia menilai subsidi hunian sebagai “momentum kebangkitan sektor perumahan rakyat.”
Dari sisi stabilitas keuangan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan dukungan moneter tetap konsisten. “Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat harus berjalan seimbang. BI menjaga stabilitas agar ekspansi kredit perumahan terus berlanjut,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli memastikan perlindungan dan peningkatan kompetensi para pekerja. “Kami ingin tenaga kerja tidak hanya bekerja sementara, tetapi naik kelas sebagai SDM konstruksi yang berdaya saing,” tegasnya.
Sinergi pemerintah pusat-daerah, lembaga keuangan, dan sektor swasta menjadi fondasi percepatan pembangunan rumah rakyat. Pemerintah menjamin proses lebih cepat, sederhana, dan transparan. Presiden Prabowo menutup dengan komitmen keras: “Negara harus hadir secara humanis, memberi kesempatan dan membangun kepercayaan rakyat.”
Program 3 Juta Rumah diharapkan menjadi warisan strategis yang membangun bukan hanya hunian, tetapi juga masa depan bangsa.
